๐ Markus 4:39 – “Ia pun bangun,
menghardik angin itu dan berkata kepada danau: Diam! Tenanglah! Lalu angin itu
reda dan danau itu menjadi teduh sekali.”
Ada kalanya hidup terasa seperti badai
di tengah laut. Kita mencoba berlayar dengan tenang, tapi tiba-tiba angin
datang, ombak mengguncang, dan arah perahu pun jadi tak tentu. Dalam momen
seperti itu, yang paling sering muncul bukan iman, tapi ketakutan. Kita mulai
bertanya, “Tuhan, di mana Engkau? Mengapa Engkau diam saja?”
Kisah ini sangat manusiawi. Para murid
Yesus pun panik ketika badai datang. Padahal, mereka tidak sendirian. Yesus ada
di perahu bersama mereka. Tapi ironisnya, keberadaan Yesus tidak membuat mereka
otomatis tenang. Mereka tetap cemas, tetap takut, bahkan sampai membangunkan
Yesus dengan suara panik, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” (ayat
38).
Di sinilah letak pergumulan iman kita
juga. Sering kali kita tahu bahwa Tuhan ada, tapi hati kita tetap goyah. Kita
hafal janji-Nya, tapi lupa menghidupinya. Kita percaya Tuhan berkuasa, tapi
tidak sabar menunggu tindakan-Nya. Padahal, kehadiran Yesus di perahu
seharusnya cukup menjadi jaminan bahwa badai tidak akan menenggelamkan mereka.
Ketika Yesus bangun dan menghardik angin
serta danau, semuanya menjadi teduh. Tapi yang menarik adalah, sebelum Yesus
menenangkan badai di luar, Ia terlebih dahulu ingin menenangkan badai di dalam
hati para murid. Ia bertanya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak
percaya?” (ayat 40).
Pertanyaan itu bukan teguran yang keras,
tapi ajakan untuk merenung: apa yang sebenarnya membuat kita takut? Apakah
badai di luar, atau kurangnya kepercayaan kita di dalam?
Terkadang, badai tidak langsung
berhenti. Tapi Tuhan ingin kita belajar menemukan ketenangan bahkan di tengah
gelombang. Dia ingin kita tahu bahwa damai sejahtera sejati bukan karena
situasi tenang, melainkan karena hati yang percaya.
Seperti lagu lama berkata: “Dengan Yesus
di perahu, ku ’kan tenang, ku ’kan tenang, ku ’kan tenang...” — bukan karena
lautnya tenang, tapi karena Yesus ada di situ.
Jika hari ini kamu sedang menghadapi
badai — mungkin masalah keluarga, tekanan ekonomi, sakit yang belum sembuh,
atau doa yang belum dijawab — ingatlah: perahu hidupmu tidak akan tenggelam,
sebab Yesus ada di dalamnya. Dia mungkin tampak “tertidur”, tapi bukan karena
Dia tidak peduli. Ia tahu kapan waktu terbaik untuk bangun dan berkata: Diam,
tenanglah.
Percayalah, setiap badai ada batasnya.
Tidak ada ombak yang kekal. Tapi kasih dan kuasa Tuhan — itu yang abadi.
๐ Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau
selalu bersamaku, bahkan ketika aku merasa Engkau diam. Ajar aku untuk tetap
percaya bahwa Engkau berdaulat atas setiap badai hidupku. Tenangkan hatiku, ya
Tuhan, dan jadikan aku kuat untuk tetap berdiri di atas janji-Mu. Amin.
ADS HERE !!!